Perkenalkan
namaku Amar Solikin biasa dipanggil Amar Jr. Aku adalah anak tunggal dari
ibuku, tetapi aku adalah anak ketiga dari ayahku karena aku memiliki dua kakak
tiri. Ayahku menikah tiga kali dan ibuku adalah istrinya yang nomor dua. Dan
sekarang ayahku sudah meninggal karena kecelakaan pada tahun 2014 bulan
Januari. Ayahku bernama Tugiyanto, beliau berasal dari Trangkil sedangkan ibuku
bernama Sumini yang berasal dari Pati. Aku lahir di Pati pada tanggal 30
September 2001 hari Minggu pukul 10 pagi. Pada tahun 2004 ayah dan ibuku
bercerai karena perbedaan visi dan misi. Akhirnya aku tinggal bersama ibu, kakek,
dan nenekku. Sedangkan ayahku tinggal bersama kedua kakak tiriku.
Hobiku adalah bermain game. Olahraga favoritku adalah futsal dan badminton. Genre musik favoritku adalah rap. Semua makanan yang enak adalah makanan kesukaanku dan minuman favoritku adalah air putih. Aku memiliki tokoh idola yaitu Neymar Jr. karena namaku mirip dengannya maka nama belakangku aku tambahi Jr. singkatan dari Junior.
Pada
umur 5 tahun atau tepatnya pada tahun 2006 aku masuk TK di TK Mutiara yang
berlokasi di Desa Widorokandang, sedangkan aku tinggal di Desa Purworejo. Jarak
TK dengan rumahku cukup jauh, apalagi ibuku hanya punya sepeda. Terkadang
setiap aku masuk kelas hampir terlambat. Di desaku memang ada TK yang bernama
TK Sejahtera, tetapi ibuku lebih memilih memasukkanku di TK Mutiara daripada TK
Sejahtera karena ibuku tidak ingin kalau aku mendapat pengaruh yang buruk jika
masuk ke TK tersebut.
Akhirnya
pada tahun 2007 aku tamat dari TK dan melanjutkan Sekolah Dasar di SDN
Purworejo 01. Awalnya aku ingin mendaftar di SDN Purworejo 02, tetapi muridnya
sudah banyak dan aku tidak kebagian tempat duduk, alhasil mau tidak mau aku
harus masuk di SDN Purworejo 01 yang dimana semua teman-temanku yang laki-laki
rata-rata sangat nakal. Pada saat kelas 1 SD aku mendapat peringkat 5 dari 20
siswa, aku merasa bingung padahal ketika aku disuruh maju tidak pernah bisa
apalagi kalu disuruh menyanyi. Aku sering dibully pada saat SD karena aku tidak
memiliki ayah dan berasal dari keluarga yang tidak mampu. Pada saat kelas 2 SD
aku mendapat peringkat 3, padahal aku jarang sekali belajar tapi aku tetap
bersyukur bisa meraih peringkat 3. Pada saat kelas 3 SD aku mengalami penurunan
dan bahkan aku tidak bisa meraih peringkat 10 besar dari 19 siswa. Pada saat
kelas 4-6 SD aku mengalami konsistensi dalam meraih peringkat di kelas yaitu
mendapat peringkat 4 dari 18 siswa. Dan akhirnya pada saat Ujian Nasional aku
mendapat peringkat 2 di sekolah meskipun jarak nilaiku dengan nilai peringkat 1
sangat jauh.
Pada
tahun 2013 aku lulus dari SD dan melanjutkan sekolah di SMP 2 Juwana. Awalnya
aku bingung untuk menentukan ke mana aku akan melanjutkan SMP. Karena semua SMP
di Pati jaraknya cukup jauh dari rumahku. Lalu aku memutuskan untuk melanjutkan
SMP di Juwana karena SMP 2 Juwana lokasinya dekat dengan rumah budeku. Aku
diajak budeku untuk tinggal di rumahnya, meskipun pada akhirnya aku tinggal di
rumah budeku hanya sekitar 8 bulan dan setelah itu aku kembali ke rumah dan
dengan terpaksa aku harus menempuh perjalanan ke sekolah sekitar 45 menit dari
rumahku. Mau tidak mau aku harus menjalaninya selama kurang lebih 2 tahun
sampai akhirnya aku lulus dari SMP dan pada saaat Ujian Nasional aku meraih
peringkat dua kembali tapi bukan di sekolah melainkan di kelas.
Setelah
lulus dari SMP pada tahun 2016 aku melanjutkan untuk mendaftar di SMKN 2 Pati
tetapi harapanku pupus setelah aku gagal di tes buta warna. Pada hari kedua aku
mendaftar di SMAN 2 Pati, tetapi aku berada di peringkat 350 dari 360 siswa
yang akan diterima. Kemudian pada hari ketiga aku mendaftar di SMAN 3 Pati dan
kebetulan saudaraku adalah guru BK di sana, sehingga aku dengan mudah bisa
masuk di kelas IPA dan sering mendapatkan beasiswa selama di SMA. Di SMA aku
mengalami naik turun peringkat. Pada saat kelas 11 aku mengikuti OSK (Olimpiade
Sains Kabupaten) bidang Astronomi. Ini yang membuatku bingung kenapa aku bisa
lolos seleksi, padahal aku tidak niat saat mengerjakan tes karena pada saat
seleksi aku sedang sakit. Dari 9 bidang yang diolimpiadekan, SMA ku mengirimkan
5 anak per bidang. Dan setelah mengikuti olimpiade aku tidak lolos ke tingkat
Provinsi, karena bidang Astronomi terlalu asing bagi kami yang baru
mempelajarinya karena di sekolah tidak ada mata pelajaran Astronomi. Akhirnya
pada saat kelas 12 aku fokus belajar untuk masuk STAN dan Ujian Nasional.
Tetapi harapanku untuk mendaftar STAN pupus karena aku tidak bisa jika harus
ada Tes Kesehatan dan Kebugaran.
Di
tahun 2019 aku mendapatkan beberapa momen yang tidak akan pernah aku lupakan.
Mulai dari gagal SNMPTN sampai diterima di 2 PTN sekaligus melalui jalur yang
berbeda. Pada saat pendaftaran SNMPTN aku memilih di IPB dan aku tidak lolos,
kemudian aku mendaftar PMDK-PN di Polines dan Polinema juga ditolak. Akhirnya
mau tidak mau aku harus mengikuti SBMPTN. Aku memilih SBMPTN di UNNES dengan
pilihan pertama Pendidikan Ekonomi (Pendidikan Koperasi) dan pilihan kedua
Pendidikan Luar Sekolah. Selain SBMPTN aku juga mengikuti tes UMPTKIN dan aku
memilih mendaftar di UIN Walisongo Semarang dengan pilihan pertama Pendidikan
Bahasa Inggris. Pada saat pengumuman aku lolos melalui jalur UMPTKIN dan SBMPTN
pada pilihan pertama semua. Aku bingung karena dari lokasi hingga akreditasi
kedua PTN tersebut memiliki kesamaan. Lalu aku memutuskan untuk melanjutkan
kuliah di UNNES. Aku bersyukur bisa diterima di UNNES.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar